Kota Sorong | www.lindonews.id – Hari ini, mahasiswa yang tergabung dari beberapa organisasi kemahasiswaan, termasuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhamadiyah (BEM UNAMIM) Kota Sorong, turun ke jalan dalam sebuah aksi demonstrasi. Aksi ini sebagai respons terhadap dinamika sosial di Kota Sorong, yang menjadi perhatian bersama mengingat maraknya kasus begal yang mengganggu aktivitas masyarakat.
Masalah begal yang telah lama menjadi sorotan, menciptakan ketakutan dan stigma di kalangan masyarakat, tanpa mendapatkan penyelesaian yang memadai. Abdul Kadir Loklomin, sebagai salah satu perwakilan mahasiswa, mengecam kurangnya upaya dan keseriusan dalam menangani akar permasalahan ini. “Kami melihat bahwa tidak ada langkah-langkah proaktif dan kurangnya keseriusan dari pihak kepolisian dalam menyelesaikan masalah ini,” ungkap Kadir.
Penanganan yang bersifat reaktif oleh kepolisian, dengan datangnya petugas ke lokasi setelah terjadi insiden, dinilai tidak cukup efektif dalam menangani masalah yang persisten ini. “Sikap kepolisian yang baru bergerak setelah terjadi masalah, tanpa upaya-upaya pencegahan yang konkret, merupakan bagian dari masalah ini,” tegas Kadir.
Menghadapi situasi yang mendesak ini, mahasiswa menyerukan kepada Kepolisian Kota Sorong, yang kini telah ditingkatkan statusnya menjadi Polresta, untuk segera bertindak. Terutama, diperlukan penilaian menyeluruh terhadap kondisi tempat-tempat atau daerah-daerah yang rawan begal, serta penempatan patroli yang terfokus di titik-titik rawan tersebut. “Yang kami perlukan, dan yang dibutuhkan masyarakat saat ini, adalah kehadiran Polresta Kota Sorong dalam memantau dan mengamankan daerah-daerah rawan begal, dengan menempatkan patroli-patroli yang terfokus di titik-titik rawan tersebut,” Tutup Kadir.
TIM Liputan LINDOnews Melaporkan dari Kota Sorong
#Redaksi